🌸 Hari 338 — Dingin Musim Dingin, Hujan Singgah, dan Pilihan untuk Membiarkan Apa
No se pudo agregar al carrito
Add to Cart failed.
Error al Agregar a Lista de Deseos.
Error al eliminar de la lista de deseos.
Error al añadir a tu biblioteca
Error al seguir el podcast
Error al dejar de seguir el podcast
-
Narrado por:
-
De:
🌸 Hari 338 — Dingin Musim Dingin, Hujan Singgah, dan Pilihan untuk Membiarkan Apa Adanya
(Postingan ke-2719)
Hari ini terasa sangat dingin.
Benar-benar shigure musim dingin —
hujan singkat yang melintas di udara,
tidak pernah benar-benar menjadi hujan lebat,
dan juga tidak pernah benar-benar berhenti.
Lumut pun tampak kedinginan,
diam dan tenang di bawah langit abu-abu.
Sejenak, aku bertanya pada diri sendiri,
apakah aku perlu menghangatkannya dengan sesuatu.
Namun, aku memilih untuk tidak melakukannya.
Kehangatan buatan bisa mengganggu
apa yang sedang diajarkan musim dingin dengan hati-hati.
Maka hari ini, pada posting ke-2719,
aku memilih untuk membiarkannya apa adanya.
Terkadang, perawatan yang paling penuh kesadaran
adalah menahan diri.
Tidak ikut campur.
Mempercayakan musim untuk melakukan tugasnya.
⸻
🌿 Bab Lumut — Mengapa Tidak Menghangatkan Juga Merupakan Bentuk Perawatan
(Refleksi dari postingan ke-2719)
Lumut telah beradaptasi dengan dingin.
Ia memahami musim dingin
lebih baik daripada kita.
Terlalu ingin “melindunginya”
justru bisa melemahkan ritme alaminya.
Dingin memang memperlambat pertumbuhan,
namun juga memperkuat struktur
dan mempersiapkan lumut untuk tahun yang akan datang.
Dalam praktik Zen,
ini dikenal sebagai non-forcing —
membiarkan segala sesuatu berkembang
tanpa kendali yang berlebihan.
Pelajaran hari ini dari lumut sederhana:
ketahanan tidak membutuhkan dorongan.
Ia hanya membutuhkan ruang.